Pada tanggal 25 Januari 2025, Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan resmi ke India untuk mempererat hubungan bilateral antara kedua negara. Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam membangun kerjasama strategis dalam berbagai bidang, terutama dalam pertahanan, perdagangan, dan keamanan. Kehadiran Prabowo di India menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperluas jejaring internasionalnya serta memperdalam hubungan dengan negara besar seperti India, yang memiliki peran kunci dalam politik regional dan global.
Latar Belakang Kunjungan
Kunjungan Prabowo ke India bukanlah sebuah kejutan, mengingat India dan Indonesia memiliki sejarah panjang dalam hubungan diplomatik. Kedua negara, yang berada di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, memiliki banyak kesamaan, baik dalam hal budaya, geopolitik, maupun potensi ekonomi. Sejak era kemerdekaan, Indonesia dan India sudah menjalin hubungan baik, dengan India menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947.
Kunjungan ini juga dilakukan dalam konteks memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik, yang kini menjadi salah satu fokus utama kebijakan luar negeri Indonesia. India, sebagai negara dengan populasi terbesar kedua di dunia dan salah satu ekonomi terbesar, merupakan mitra strategis yang sangat penting bagi Indonesia.

Tujuan Kunjungan
Tujuan utama kunjungan Prabowo ke India adalah untuk memperkuat hubungan pertahanan antara kedua negara. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dan India telah meningkatkan kerjasama di bidang ini, termasuk dalam latihan militer bersama, pertukaran informasi intelijen, dan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Kerjasama ini menjadi semakin relevan mengingat ketegangan yang terjadi di kawasan Indo-Pasifik, yang melibatkan isu-isu seperti Laut China Selatan, ancaman terorisme, dan persaingan kekuatan besar di wilayah tersebut.
Selain itu, Prabowo juga dijadwalkan untuk bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi India, termasuk Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, untuk membahas kerjasama lebih lanjut dalam bidang pertahanan dan keamanan. Dalam pertemuan ini, kedua pihak diharapkan dapat menandatangani beberapa kesepakatan yang akan mengatur kerjasama bilateral dalam sektor pertahanan, yang meliputi pelatihan militer, pengembangan teknologi pertahanan, dan kerjasama industri pertahanan.
Kunjungan ini juga memiliki dimensi ekonomi yang signifikan. India, sebagai salah satu pasar terbesar di dunia, merupakan negara yang potensial bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan menarik investasi. Dalam pertemuan dengan para pemimpin bisnis India, Prabowo kemungkinan akan mendorong kerjasama lebih lanjut di sektor ekonomi, termasuk perdagangan barang dan jasa, teknologi, serta investasi dalam proyek infrastruktur besar di Indonesia.
Kerjasama Pertahanan Indonesia-India
Hubungan pertahanan Indonesia dan India telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kunjungan Prabowo ke India menandai sebuah langkah maju dalam memperkuat kerjasama di bidang ini. Kedua negara memiliki kesamaan pandangan terkait ancaman-ancaman yang ada di kawasan, baik itu terkait dengan terorisme, ketegangan di Laut China Selatan, maupun ancaman non-tradisional seperti bencana alam dan perubahan iklim.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dan India telah menggelar berbagai latihan militer bersama, di antaranya adalah latihan militer bilateral yang disebut Garuda Shakti. Latihan ini melibatkan personel militer dari kedua negara dan difokuskan pada peningkatan kemampuan operasional dalam berbagai situasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kedua negara untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang keamanan dan pertahanan.
Selain itu, Indonesia dan India juga tengah menjajaki kemungkinan kerjasama dalam pengadaan alutsista, yang mencakup pembelian dan transfer teknologi pertahanan. India, dengan industri pertahanannya yang berkembang pesat, bisa menjadi mitra yang penting bagi Indonesia dalam upaya modernisasi kekuatan militer.
Peningkatan Kerjasama Ekonomi
Selain di bidang pertahanan, sektor ekonomi juga menjadi fokus utama dalam kunjungan ini. India merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di Asia, dan kedua negara memiliki potensi besar untuk meningkatkan volume perdagangan. Pada tahun 2024, volume perdagangan Indonesia-India tercatat mencapai sekitar 30 miliar dolar AS, dan kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan angka ini.
Beberapa sektor yang memiliki potensi kerjasama yang besar antara Indonesia dan India adalah energi, teknologi, infrastruktur, dan pertanian. Dalam sektor energi, Indonesia memiliki cadangan energi yang melimpah, sementara India, sebagai negara dengan kebutuhan energi yang terus meningkat, dapat menjadi pasar yang potensial bagi ekspor energi Indonesia. Kerjasama dalam pengembangan energi terbarukan juga menjadi salah satu topik yang kemungkinan akan dibahas dalam kunjungan ini.
Di sektor teknologi, India telah dikenal sebagai salah satu negara dengan industri teknologi informasi yang berkembang pesat. Indonesia, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan tingkat penetrasi internet yang tinggi, dapat memanfaatkan teknologi India untuk mempercepat transformasi digital di berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.
Baca Juga : Australia vs Timnas Indonesia: Pertarungan Sengit di Kancah Sepak Bola Internasional
Membangun Hubungan di Kawasan Indo-Pasifik
Kunjungan Prabowo ke India juga dapat dilihat sebagai bagian dari strategi Indonesia untuk memperkuat kerjasama dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. Indonesia, yang merupakan negara dengan kekuatan maritim terbesar di kawasan ini, memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan regional. India, dengan posisi strategisnya di Samudra Hindia dan Laut Arab, merupakan mitra yang sangat penting dalam upaya ini.
Kedua negara juga memiliki kepentingan yang sama dalam menjaga kebebasan navigasi dan perdagangan di Laut China Selatan, yang merupakan jalur perdagangan penting bagi kedua negara. Selain itu, kerjasama antara Indonesia dan India dalam menghadapi ancaman terorisme, baik itu dari kelompok ekstremis di Asia Tenggara maupun dari jaringan terorisme internasional, juga menjadi isu penting dalam kerjasama bilateral ini.